Senin, 26 Oktober 2015

Joko Istiyanto memperagakan cara pembuatan dan pemakaian alat penyaring asap.
(suaramerdeka.com/ Merawati Sunantri)
Bencana kabut asap yang membahayakan kesehatan masyarakat, tak kunjung mendapat perhatian tinggi dari pemerintah. Padahal konsentrasi asap dalam udara sudah membuat sesak nafas, memedihkan mata dan membuat hidup masyarakat di Riau dan Kalimantan tidak nyaman.
Derita korban kabut asap itu telah menggugah kepedulian berbagai pihak, salah satunya Joko Istiyanto warga Jalan A Yani, Wedi, Klaten. Peraih gelar Pemuda Pelopor dari Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun 2007 itu memuat alat penyaring asap sederhana yang mudah dibuat.
Bahan-bahan yang dibutuhkan mudah dijumpai dan harganya sangat terjangkau. Jauh lebih murah dari membeli oksigen dalam tabung yang hanya bisa digunakan sekali, setelah habis dibuang. Alat penyaring udara tersebut bisa digunakan dalam jangka waktu lama, paling tidak lebih dari setahun.
”Alat ini saya dedikasikan untuk korban kabut asap. Saya memahami betapa tidak nyamannya hidup dikelilingi asap tebal, hingga berbulan-bulan. Bayangkan saja, anak-anak harus menghirup asap setiap hari. Kalau ada yang sakit asma dan sesak nafas, mereka akan sangat tersiksa,” kata Joko di rumahnya, Minggu (25/10).
Dia menunjukkan cara pembuatan penyaring asap. Bahan yang dibutuhkan hanyalah dua botol bekas air mineral, airator atau air pump yang biasa digunakan untuk aquarium, harganya berkisar antara Rp 15.000 sampai Rp 20.000, selang plastik seharga Rp 1.500 per meter dan lem. Total harga bahan hanya sekitar Rp 30.000.
Pertama, satu botol air mineral dipotong serong, satu lainnya dibiarkan utuh. Ujungnya dilem dengan selang plastik dengan lem seadanya, tapi jangan lem kertas. Paling bagus dengan lem tembak, karena lebih kuat dan tidak bocor.
Selanjutnya, tutul botol air mineral yang masih utuh diberi dua lubang dua. Selang dari botol yang dipotong disambung ke tutup botol dan dilem.
Pastikan ujung selang berada di bagian atas. Selanjutnya, lubang yang satu lagi dimasuki selang hingga ke bagian bawah botol, kemudian diberikan lem di bagian tutup botol agar rapat. Lalu, botol tersebut diisi air hingga tersisa 10 cm bagian udara.
Ujung selang panjang disambungkan ke pompa air aquarium dan selesailah pembuatan panyaring udara sederhana.
(Merawati Sunantri/ CN33/ SM Network)




Tagged: , ,

0 comments:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan baik. Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Back to top